“Jika kalian ingin aku mengobatinya, maka biarkanlah aku berdua dengan sang permaisuri, tutuplah dengan hijab,” kata sang tabib. Mereka kemudian meninggalkan kedua orang itu.
“Setelah kuamati bukuku, ternyata ajalmu telah dekat. Sisa umurmu tak cukup untuk mengandung dan melahirkan. Umurmu hanya tinggal 40 hari lagi,” kata sang tabib kepada permaisuri raja. Setelah merasa cukup berbicara dengannya, sang tabib kemudian mohon diri.
Sejak pertemuannya dengan sang tabib, nafsu makan permaisuri sangat berkurang. Makan siang dihidangkan, namun ia tidak memakannya. Makan malam disiapkan, ia juga tidak menyentuhnya.Raja khawatir dengan keadaan istrinya.
Semakin hari tubuh sang permaisuri semakin kurus. Empat puluh hari lewat sudah, tetapi ia tidak mati juga. Raja kemudian mengutus orang untuk mengundang sang tabib.
Suatu obat yang manjur biasanya rasanya tidak meng-enakan, tetapi jika kita disiplin memakan-nya sesuai resep, dengan ijin Allah penyakit yang diderita akan segera hilang. Begitupun dengan hidup ini, tidak sedikit kesulitan hidup yang dialami seseorang, dikemudian hari melejitkan seseorang ke puncak kesuksesan. Untuk itu jangan takut minum obat walau rasanya pahit, termasuk obat kehidupan ini.
0 komentar:
Posting Komentar