PROGRAM PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)


PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)


A.Latarbelakang
Berdasarkan laporan WHO-Unicef joint monitoring 2004 kinerja sektor Air Minum & Sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Hanya 50% dari seluruh penduduk Indonesia yang mendapatkan akses air minum (Susenas, 2002). Di area perdesaan angka ini bahkan lebih rendah yaitu hanya 41%. Cakupan pelayanan air minum dan sanitasi yang rendah ini, berdampak pada kesehatan masyarakat, tingkat perekonomian dan kondisi lingkungan untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap air minum dan sanitasi perlu pendekatan berbeda bagi masyarakat perdesaan yaitu sebagai upaya menjamin sustainabilitas program, selain harus berbasis masyarakat agar program lebih efektif , maka pembangunan infrastruktur harus disertai upaya perubahan nilai dan perilaku hidup bersih masyarakat. Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kerangka Kebijakan Nasional untuk Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Lingkungan yang Berbasis Masyarakat, yang membutuhkan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B.Tujuan dan Sasaran Program PAMSIMAS
Tujuan Umum
Tujuan PAMSIMAS secara umum adalah meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum serta sanitasi berbasis masyarakat berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat dalam upaya mencapai target MDGs
Tujuan Khusus
a)Meningkatkan perilaku higienis di masyarakat;
b)Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana air minum dan sanitasi yang berkelanjutan;
c)Meningkatkan kapasitas local untuk memfokuskan dan menyebarluaskan pelaksanaan program air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat;
d)Meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;

Sasaran Program PAMSIMAS
Sasaran program PAMSIMAS provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 8 Kab/Kota yaitu MAKASSAR, GOWA, BULUKUMBA, PINRANG, SIDRAP, WAJO, PALOPO, TATOR
Masing Kab/Kota terdiri dari 8-10 Desa Per-Tahun

C.Komponen Kegiatan program PAMSIMAS
Ada beberapa komponen kegiatan dalam pelaksanaan program PAMSIMAS
Komponen A : Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan Lokal.
Komponen B : Peningkatan kesehatan dan perilaku higienis dan pelayanan Sanitasi
Komponen D : Hibah Pengembangan sosial ekonomi lokal
Komponen C : Penyediaan sarana air minum dan sanitasi ekonomi lokal
Komponen E : Dukungan pelaksanaan manajemen/administrasi program
Komponen A,C,D dan E adalah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum (PU)/TARKIM Pusat dan Provinsi.
Komponen B adalah tanggung jawab DEPKES Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten..

D.MITRA yang terlibat dalam program PAMSIMAS
1.Badan Perencanaan dan pembangunan nasional(Bapeda Provinsi)
2.Departemen pekerjaan umum(PU Provinsi)
3.Departemen kesehatan(DinKes Provinsi)
4.Departemen dalam negeri
5.Departemen Keungan

E.Tugas dan Fungsi MITRA yang terlibat program PAMSIMAS
1.Badan Perencanaan dan pembangunan nasional
Bertanggungjawab dalam melakukan koordinasi terhadap perencanaan yang dilakukan oleh sektor terkait.
2.Departemen pekerjaan umum
Direktur jendral Cipta Karya ditunjuk sebagai penaggung jawab proyek PAMSIMAS secara teknis keseluruhan dan melakukan pembinaan yang berkaitan dengan konstruksi sarana yang dibangun.
3.Departemen kesehatan
Direktur Jendral PP(Pemberantasan penyakit) dan PL(Penyehatan Lingkungan) melakukan pembinaan teknis terhadap program pengawasan kualitas air dan lingkungan serta penyuluhan kesehatan.
4.Departemen dalam negeri
Direktur jendral pengembangan daerah bertanggung jawab pembinaan koordinasi pelaksanaan di daerah.
Direktur jendral PMB(Pengembangan Masyarakat dan desa) bertanggung jawab dalam pembinaan pemberdayaan masyarakat.
5.Departemen Keuangan
Direktur jendral anggaran bertanggung jawab dalam pembinaan kebijakan pengganggaran dana pinjaman, dana hibah, dan dana pendamping.

F.Sumber Dana
Pendanaan proyek PAMSIMAS melalui sumber dana kredit IDA (International Development Association) No. Cr. 4204-IND, Rupiah Murni dan Rupiah Murni Pendamping dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/kota, dan Dana Kontribusi Masyarakat.

G.Jangka Waktu Program PAMSIMAS
Waktu pelaksanaan program ini adalah selama 5 tahun, berlaku efektif sejak 6 Juni 2008 dan berakhir 30 Juli 2013.

H.Bentuk Kerjasama Program PAMSIMAS
Berdasarkan prinsip program PAMSIMAS, Berbasis masyarakat yaitu Seluruh proses perencanaan Pamsimas seperti pemilihan kebutuhan air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat. Hal ini sebagai pengejawantahan atas pemenuhan kebutuhan masyarakat atas sarana air minum dan sanitasi, sehingga diharapkan sarana yang terbangun dipelihara dan dikelola oleh masyarakat. Oleh karena itu kelompok kami menyimpulkan, bentuk kerjasama program PAMSIMAS adalah Community Based Provision (CBP).

I.Prosedur Pelaksanaan Program PAMSIMAS
Teknis pelaksanaan program PAMSIMAS ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1.Proses Pemilihan Lokasi
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang bagaimana suatu lokasi dipilih untuk mengikuti proyek PAMSIMAS, sehingga sejak awal dapat dikatakan bahwa prakarsa/inisiatif proyek berasal dari masyarakat. Urutan kegiatan sebelum suatu lokasi dapat dipilih untuk ikut serta dalam program PAMSIMAS, yaitu:
Sosialisasi proyek di tingkat Kabupaten
Sosialisasi proyek di tingkat desa/kelurahan
Pernyataan minat masyarakat
Penetapan desa/kelurahan sebagai lokasi proyek
2.Proses perencanaan dan implementasi proyek di masyarakat
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana suatu lokasi yang telah terpilih untuk ikut serta dalam proyek PAMSIMAS melakukan kegiatanya mulai dari tahap perencanaan yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat, serta tahap implementasinya.
3.Pengelolaan sarana air, sanitasi, dan program kesehatan oleh masyaraklat
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang bagaimana desa/kelurahan melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tahap pasca proyek.
Ketiga bagian di atas adalah kegiatan yang saling berkaitan, dimana setelah dilakukan pemilihan lokasi kemudian dilakukan proses perencanaan dan implementasi proyek yang bersangkutan, sampai memasuki tahap akhir proyek.

J.Kendala dan penanggulangan pelaksanaan program PAMSIMAS
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program PAMSIMAS, yaitu:
Pada aspek perencanaan; penjadwalan kegiatan kadang sulit dapat diikuti oleh semua pihak yang terlibat.
Pada aspek pelaksanaan; kebiasaan/perilaku masyarakat dan petugas yang kurang disiplin mengikuti petunjuk pelaksanaan program PAMSIMAS.
Penanganan masalah yang dapat dilakukan adalah memberikan saran kepada pihak yang berwenang dan berkompeten sebagai tindak lanjut penanganan masalah. Seperti;
Untuk jadwal yang tidak dapat diikuti oleh semua pihak terlibat, agar kembali dilakukan penjadwalan ulang sehingga semua pihak yang terlibat dapat hadir.
Untuk kebiasaan masyarakat yang kurang disiplin, dapat dilakukan sosialisasi kembali kepada masyarakat. Jika masyarakat tidak disiplin maka program PAMSIMAS yang telah disepakati untuk dicapai bersama tidak akan berjalan efektif.

K.Kelebihan dan Kekurangan Kerjasama Community Based Provison (CBP) dalam Program PAMSIMAS
Kelebihan
Memberikan maafaat pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan sanitasi kepada masyarakat.
Dapat menciptakan masyarakat yang berprilaku sadar dan mandiri untuk hidup sehat
Dapat meningkatkan cakupan sarana air bersih dan sanitasi jika tujuan program tercapai.
Kekurangan
Sulit merubah perilaku masyarakat yang kurang disiplin ataupun tidak patuh terhadap pedoman pelaksanaan PAMSIMAS.

KESIMPULAN
Secara umum PAMSIMAS adalah program yang bertujuan meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban. Dengan meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum serta sanitasi.
Mitra yang terlibat program PAMSIMAS
1.Badan Perencanaan dan pembangunan nasional(Bapeda Provinsi)
2.Departemen pekerjaan umum(PU Provinsi)
3.Departemen kesehatan(DinKes Provinsi)
4.Departemen dalam negeri
5.Departemen Keungan
Waktu pelaksanaan program ini adalah selama 5 tahun yaitu 6 Juni 2008-30 Juli 2013.
Berdasarkan prinsip program PAMSIMAS yang Berbasis masyarakat. Kerjasama program PAMSIMAS adalah Community Based Provision (CBP).

SARAN
Pemerintah agar dapat terus melakukan monitoring secara berkala terhadap perilaku masyarakat di daerah diterapkannya PAMSIMAS untuk meninjau sejauh mana program berkembang dan dapat secepatnya menyelesaikan masalah jika ada.
Masyarakat diharapkan agar dapat mengikuti pentunjuk pelaksanaan PAMSIMAS agar program dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUTAKA
http://ciptakarya.pu.go.id/dok/pamsimas/pedoman_masyarakat.pdf
www.ditpam-pu.com/dokumentasi/download/000025
http://www.digilib.ampl.net/detail/detail.php.kode=3114&row=3&tp=pustaka&ktg=petunjuk&kd_link
http://www.pnpm-mandiri.org/elibrary/files/disk1/1/pnpm--lp3es-10-1-lp3es_fi-a.pdf
http://openstorage.gunadarma.ac.id/perbendaharaan.go.id/ftp1.perbendaharaan.go.id/peraturan/perdirjen/2008/perdirjen_35_2008.pdf
http://www.p2kp.org/pustaka/files/Surat_Dirjen_CiptaKarya_DDUB.pdf

KORUPSI DANA PROYEK PAMSIMAS


Polisi Endus Dugaan Korupsi Pamsimas


Kepolisian Resor (Polres) OKI mengendus dugaan korupsi proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi untuk Masyarakat (Pamsimas) di Desa Lubuk Seberuk,Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Diduga proyek tahun anggaran 2009 sebesar Rp275 juta itu tidak melalui proses lelang dan terjadi pemalsuan beberapa dokumen. Informasi yang dihimpun menyebutkan, kasus dugaan lelang fiktif ini diketahui menyusul laporan masyarakat tentang adanya dugaan pemalsuan tanda tangan, cap dan nota belanja atas nama Yan Pandi, pemilik Toko Asli II, Desa Lubuk Seberuk, yang dilakukan Lembaga Kesawadayaan Masyarakat (LKM) Sehati selaku pengelola kegiatan di tingkat desa.
Kapolres OKI AKBP Drs Cok Bagus Ary Yudayasa melalui Kasat Reskrim AKP Doni Satria Sembiring SH Sik didampingi Kanit Tipikor Aiptu Acep Atmaja membenarkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan beberapa pihak berkaitan dengan dugaan lelang fiktif tersebut.
 ”Kita sudah lakukan pemeriksaan beberapa orang yang diduga terlibat langsung, seperti pemilik Toko Asli II, Yan Pandi, Koordinator LKM Sehati, Basuki, Ketua Satlak Sugeng Riyadi. Dari pengakuan mereka memang lelang tersebut tidak ada dan nota serta tanda tangan dan stempel dipalsukan,” ujar Doni di Kayuagung kemarin(26/05).
Menurut Kasat, pelaksanaan pengadaan material untuk Pamsimas seperti tangki air (tedmont) seharusnya dilakukan dengan lelang melalui tiga Toko atau distributor yang siap untuk melakukan pengadaan material bangunan, dari tiga peserta lelang tersebut akan ditentukan satu pemenangnya yang diteruskan dengan kontrak kerja.
”Memang tidak semua barang yang dibeli dengan menggunakan nota dari Toko Asli II, hanya sebagian. Tujuan mereka (LKM Sehati) melakukan pemalsuan ini untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, sebab jika toko yang ikut lelang mengetahui Rancangan Anggaran Biaya (RAB) maka harganya akan lebih mahal,”sebut Doni.
Dia mengatakan, pada 2009, terdapat 21 desa menerima program Pamsimas yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten OKI. Setiap desa menerima dana sebesar Rp 275 juta per desa dengan rincian, dana APBD Rp 27,5 juta, APBN Rp192,5 juta, In-cash Rp 11 juta dan swadaya masyarakat Rp 44 juta.
”Kita akan dalami kasus ini lebih jauh,apakah di dalamnya terdapat dugaan tindak pidana korupsi. Demikian juga untuk desa yang lainnya yang bisa saja modus seperti ini terjadi juga di desa yang lainnya,” kata Kasat Reskrim yang menyebutkan, jika 21 desa melakukan hal yang sama, kerugian negara mencapai Rp 2,5 miliar.
Sementara itu, Ketua Satuan Kerja (Kasatker) Pamsimas Kabupaten OKI Apri Burhanuddin didampingi Ketua Development Project Management Unit (DPMU) M Ajis menjelaskan, hingga kini proyek Pamsimas belum selesai 100% dan masih ada sekitar 30 % lagi dana yang belum dicairkan. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ada.
Menurutnya, pelaksanaan perencanaan, pengerjaan dan pencairan program Pamsimas ini mutlak kewenangan dari LKM yang merupakan pelaksana di tingkat desa.
”Waktu pencairan kita awasi, sebab sebelum pencairan LKM sudah harus membuat laporan dana yang sudah dipergunakan serta membuat rencana penggunaan dana yang akan diambil. Pencairan sendiri bisa empat tahap dan di Lubuk Siberuk pencairan baru tahap 3,” ujar Apri.
Apri menjelaskan, pelaksanaan program Pamsimas untuk belanja material yang nilainya di atas Rp 15 juta harus melalui lelang, sedangkan di bawah itu boleh dilakukan secara langsung.
”Tidak mungkin sekaligus, semua dana dicairkan bertahap,” cetusnya.
(Sumber :  www.antikorupsijateng.wordpress.com)

RANJAU PERANG DUNIA II MELEDAK DI REMBANG


Diduga, dulu ranjau-ranjau ini sengaja ditanam tentara Jepang untuk menghalau kapal Belanda yang ingin mendarat ke Pulau Jawa melalui perairan Rembang dan sekitarnya.
Proses peledakan ranjau melibatkan 156 personel TNI Angkatan Laut yang terdiri dari tim penyapu ranjau dan tim pendeteksi ranjau. Sedangkan, lokasi peledakan ranjau berada di area pembangunan Pelabuhan Umum Nasional Rembang di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke.
Jumlah total ranjau aktif yang telah ditemukan di wilayah tersebut sebanyak 31 unit dari jenis ranjau anti kapal pendarat. TNI AL memprediksi di perairan Sluke terdapat 54 ranjau aktif dalam kondisi sudah tertimbun sedimentasi. Akan tetapi, tetap membahayakan bagi kapal-kapal yang melintas area tersebut.
Komandan Tim Satuan Penyapu Ranjau TNI AL Kolonel Laut Benny Sukandari menyatakan, ranjau-ranjau yang diledakkan berada di kedalaman antara 5,6 meter hingga 27,3 meter. ”Sedangkan, titik ranjau terdekat berada di radius 300 meter dari pantai dan titik terjauh di posisi 4,3 mil,” jelasnya.
Hingga siang kemarin, jumlah ranjau yang berhasil diledakkan mencapai 14 unit. Sisanya akan diledakkan selama dua hari ke depan. Dia menjelaskan, proses peledakan ranjau dilakukan di dasar laut dengan menggunakan alat pemicu.
Setelah keberadaan ranjau terdeteksi, tim kemudian menentukan lokasi peledakan. Sehingga dari permukan laut, yang terlihat hanya semburan air sekira dua meter dan diikuti kepulan asap putih dan hitam. Asap putih ini berasal dari ledakan bom yang digunakan TNI AL sebagai alat pemicu. Sementara asap hitam berasal dari ledakan ranjau yang sudah terkubur dengan lumpur.
Kepala Dishubkominfo Kabupaten Rembang Djamin mengatakan, peledakan ini merupakan kerja sama antara TNI AL dan Pemkab Rembang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membersihkan jalur masuknya kapal di Pelabuhan Umum Nasional Rembang dari benda-benda yang membahayakan seperti ranjau.
Untuk biaya penyapuan ranjau, dibutuhkan biaya dari APBD 2010 Kabupaten Rembang senilai Rp3,8 miliar. Setelah area tersebut bersih, maka proses pembangunan pelabuhan (umum nasional) akan dilanjutkan,” jelasnya.
Diketahui, pada 2008 lalu Pemkab Rembang memulai pembangunan Pelabuhan Umum Nasional di Kecamatan Sluke. Proses pembangunan pelabuhan seluas 40 hektare itu akhirnya dihentikan pada 2009 setelah Pemkab Rembang mendapat masukan dari TNI AL bahwa di perairan calon dermaga dan jalur menuju pelabuhan terdapat ranjau-ranjau laut yang dipasang Jepang pada masa Perang Dunia II.
Pemkab Rembang menargetkan pelabuhan senilai Rp386 miliar itu sudah beroperasi pada awal 2012 mendatang. Dari nilai itu, pemerintah pusat mengalokasikan Rp10 miliar dari APBN 2010 untuk pemasangan pancang dan meneruskan reklamasi.
Secara bertahap, proses pembangunan dilakukan ke sarana dan prasarana pelabuhan dan kolam dermaga sedalam tujuh meter. Setelah tahap pertama selesai dikerjakan, Pelabuhan Umum Nasional Rembang dapat dimanfaatkan untuk keluar masuk kapal barang berbobot mati 30-40 gross tonnage.(Sundoyo Hardi/Koran SI/ful)
Sumber: Okezone.com

iklan t-shirt

Berita lainnya pada kategori ini :

SOSIALISASI DESA


Sebanyak 12 desa lokasi pamsimas 2010 di Kabupaten Rembang telah melaksanakan  sosialisasi yang diselenggarakan dari 1 - 8 Mei 2010. Sosialisasi ini di sambut gembira oleh warga desa karena memang selama ini kebanyakan warga belum mendapat sarana air bersih yang memadai. Mereka berharap dengan adanya bantuan pamsimas ini maka kebutuhan warga akan air bersih dapat terpenuhi dengan baik.   




DATA PRIBADI
Tri Agung Giri Santoso

Jenis Kelamin:
Laki-laki
Kota Sekarang:
Rembang, Indonesia
Tanggal Lahir:
12 November 1973
Kota Asal:
Tegal, Indonesia
Anak :
1.       Titania Aulia Putri
2.       Muhammad Salman Al-farisi

Status Hubungan:
Sudah Menikah
Pandangan Politik:
Agama:

KESUKAAN DAN MINAT 
Aktivitas:
Minat:
Acara TV Favorit:
Film Favorit:
Buku Favorit:
Kutipan Favorit:
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya
Tentang Saya:
saya lulusan teknik lingkungan di yogyakarta tahun 2000



INFORMASI KONTAK 
Email:
gtriagung007@yahoo.com
Nomor Ponsel:
081325154801
085869856213
Flexi 0295.5553059
Google Talk:
agungtegal@gmail.com
Situs Web:


RIWAYAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

Perguruan Tinggi:
SMA:

Lembaga/Perusahaan:
Jabatan:
Masa Kerja:
Oktober 2009 - Sekarang
Tempat:
Jakarta, Indonesia
Deskripsi:
PT. INDOMAS MULIA Bergerak di Bidang Enviromental Management System


Lembaga/Perusahaan:
Jabatan:
Masa Kerja:
Oktober 2008 - September 2009
Tempat:
Tangerang, Indonesia
Deskripsi:
PT. ECOSTAR ENGINEERING bergerak di bidang Water & Waste Water Treatment Specialist


Lembaga/Perusahaan:
Jabatan:
Masa Kerja:
Oktober 2005 - September 2009
Tempat:
Jakarta, Indonesia
Deskripsi:
PT. WAHANA TIRTA PERSADA bergerak di bidang Water & Waste Water Treatment Contractor


Lembaga/Perusahaan:
Jabatan:
Masa Kerja:
September 2000 - Agustus 2005
Tempat:
Tangerang, Indonesia
Deskripsi:
PT. PUJI LESTARI PURNAMA bergerak di bidang Chemical Water & Waste Water Treatment Service



KUNJUNGAN TIM PROPINSI di Desa BANGGI




SOSIALISASI KABUPATEN

Pada tanggal 29 April 2010 telah dilaksanakan sosialisasi di tingkat kabupaten. Sosialisasi ini dihadiri oleh tim dari propinsi yaitu ; PMAC Propinsi, Satker Propinsi, PPMU, DMAC dan Tim Faskel Rembang serta Semua Kepala Desa Lokasi Pamsimas 2010 di Kabupaten Rembang.
.





KESEHATAN LINGKUNGAN
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
  1. Diare
  2. Demam berdarah
  3. Disentri
  4. Hepatitis A
  5. Kolera
  6. Tiphus
  7. Cacingan
  8. Malaria
kesling2.jpg
Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita. dari penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:
  1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
  2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya
kesling11.jpgLalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
  1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
  2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
  3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:
  1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
  2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:
  1. Timbulnya bau busuk
  2. Warna air yang gelap dan pekat
  3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.

Pola Hidup Bersih dan Sehat

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat

PENGARUH AIR BERSIH BAGI PENDIDIKAN ANAK



Banyak sekolah di negara miskin kekurangan instalasi kebersihan dan air yang layak sehingga memengaruhi pendidikan anak dan bahkan merenggut jiwa.
Jutaan anak di dunia berkembang pergi ke sekolah yang tak memiliki air minum atau kakus bersih.
– Sigrid Kaag
Demikian peringatan Dana Anak PBB (Unicef) di dalam satu laporan baru, Senin (5/4/2010). “Jutaan anak di dunia berkembang pergi ke sekolah dengan tak memiliki air minum atau kakus bersih, kebutuhan dasar yang banyak kita jadikan jaminan,” kata Direktur Regional Unicef Timur Tengah dan Afrika Utara Sigrid Kaag saat laporan itu diluncurkan di Dubai.
Menurut laporan tersebut, yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi mitra swadaya, sebanyak 1,5 juta anak berusia di bawah lima tahun meninggal setiap tahun akibat diare yang disebabkan oleh air yang tidak aman, kebersihan tak layak, serta kekurangan kesehatan.
Kesehatan, kebersihan, dan air yang lebih baik—yang secara kolektif dikenal sebagai WASH—akan mengarah pada berkurangnya risiko penyebaran penyakit dan pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan kehadiran siswa di sekolah dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
WASH juga meningkatkan berlanjutnya pendidikan anak perempuan. Demikian antara lain isi pernyataan itu, yang berjudul Raising Clean Hands: Advancing Learning, Health and Participation through WASH in Schools.
Kaag juga menyatakan, peningkatan kebersihan di sekolah akan membantu tercapainya Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs), terutama sasaran berkurangnya kematian anak dan pemangkasan proporsi orang yang tak memiliki akses ke air bersih dan sanitasi dasar. Penyediaan WASH di sekolah, kata laporan itu, akan memerlukan keterlibatan semua lapisan masyarakat, termasuk media, siswa, serta sektor swasta.
Sumber : http://edukasi.kompas.com

ANCAMAN BENCANA KELANGKAAN AIR DI PERKOTAAN



Sebagai kota besar yang langganan banjir, apalagi di musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta telah mempersiapkan diri, antara lain dengan menuntaskan pembangunanKanal Banjir Timur (KBT). Program ini merupakan salah satu bentuk strategi jangka panjang untuk meminimalisasi dampak bencana banjir yang ditimbulkan.
Pertanyaannya adalah kenapa program-program penanggulangan banjir lebih menonjol daripada penanganan kelangkaan sumber daya air? Padahal, ancaman bencana kelangkaan sumber daya air tidak kalah mengkhawatirkan bagi setiap masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan. Eksploitasi besar-besaran air tanah misalnya, tidak hanya mengakibatkan terjadinya kelangkaan air, tetapi juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) terhadap permukaan air laut.
Jakarta dan Semarang, misalnya, merupakan contoh perkotaan yang posisinya semakin rendah daripada permukaan laut sehingga kota ini senantiasa dihadapkan pada ancaman bencana banjir dan kelangkaan air. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim.
Isu Kelangkaan Air
Berbeda dengan Indonesia yang terkesan ‘memarginalkan’ isu kelangkaan air karena lebih fokus pada penanganan banjir, masyarakat dunia senantiasa memperhatikan akan pentingnya isu kelangkaan air. Ini disebabkan jumlah penduduk dunia terus meningkat sementara stok sumber daya air semakin berkurang. Dengan tidak bermaksud menyalahkan negara-negara berkembang, tekanan paling berat terhadap sumber daya air akan terjadi di kelompok negara ini karena masih tingginya laju kelahiran yang diperkirakan 2,1% per tahun. Lebih khusus lagi, tekanan masyarakat di perkotaannya tidak kalah mengkhawatirkan karena laju pertumbuhan penduduknya mencapai 3,5% (Middleton).
Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan jumlah penduduk dan ketersediaan air akan menjadi babak baru konflik global pada abad ini. Mengingat sumber daya air tidak ada substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global terhadap kelangkaan air juga karena adanya prediksi Gardner-Outlaw and Engelman (1997) yang disitir PBB (2003), bahwa pada tahun 2050 diprediksikan 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih.
Sementara itu, dalam konteks Indonesia, meskipun cadangan airnya mencapai 2.530 km3/tahun yang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki cadangan air terkaya di dunia, isu kelangkaan air harus menjadi perhatian, khususnya di wilayah perkotaan. Mengingat, pada musim kemarau terlihat sangat kontras bahwa kelangkaan air menjadi isu krusial.
Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan perkotaan yang dihadapkan pada isu kelangkaan air. Tingginya pertumbuhan penduduk, termasuk di dalamnya tingkat urbanisasi, menuntut besarnya penyediaan air bersih. Namun hingga saat ini, diperkirakan PDAM DKI Jakarta baru menyuplai 50% air bersih untuk warganya.
Ironisnya, di tengah ancaman kelangkaan air tersebut, potensi air hujan di Jakarta yang mencapai 2.000 juta m3/tahun tidak teresap optimal karena hanya 26,6% yang teresap ke dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut. Tentu saja, rendahnya resapan air di kawasan perkotaan pada umumnya dan di Jakarta khususnya, disebabkan pesatnya pembangunan yang tidak disertai dengan ketidakpatuhan berbagai pihak dalam menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan.
Kebijakan Pemerintah
Sebelum membicarakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan air bersih di perkotaan, sebaiknya kita menyoroti dua hal yang sangat penting yang menyebabkan kelangkaan air tersebut. Pertama, eksploitasi besar-besaran air tanah yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha laundry, dan bangunan lainnya. Kedua, pembangunan gedung-gedung yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Kedua hal tersebut jelas mengganggu kelestarian air tanah yang sangat rentan. sebagaimana yang tertuang pada Pasal 37 ayat (1) UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang menyebutkan bahwa air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Dengan demikian, penyedotan air tanah di satu sisi dan terganggunya proses peresapan air hujan di sisi lain merupakan masalah klasik yang senantiasa akan dihadapi pemerintah dalam memberikan pelayanan penyediaan air bersih. Hal ini diperparah dengan lemahnya PDAM dalam menyalurkan air bersih sehingga penyedotan air tanah pun tidak terelakkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air tersebut.
Kompleksitas permasalahan kelangkaan air harus menjadi perhatian serius pemerintah secara terintegrasi. Pengelolaan model lama yang dilakukan lembaga pemerintah secara parsial berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap lembaga terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan ini. Ke depan, selain harus terintegrasi antarlembaga pemerintah, penanganan sumber daya air juga harus melibatkan seluruh stakeholder, khususnya mereka yang menggunakan air tanah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi penyebab kelangkaan air di perkotaan, di antaranya :
1. Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat
2. Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai kewajiban penyediaan lahan terbuka
3. Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air
4. Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air bersih
5. Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah.
Tampaknya pembangunan sumur resapan merupakan kebutuhan mendesak bagi segenap warga perkotaan. Hal ini karena setiap satu sumur resapan akan mampu meneruskan air hujan ke dalam tanah sebanyak 40 drum/tahun atau 8 m3/tahun (Waryono, 2002). Oleh karena itu, dalam konteks lokal Jakarta, optimalisasi penampungan air hujan di bawah tanah telah diatur Pemerintah DKI Jakarta melalui Perda No 68 Tahun 2003. Namun, potensi pemulihan air tanah secara buatan di Jakarta masih sangat rendah.
Terintegrasi
Ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendesak bagi setiap individu manusia, terlebih yang tinggal di perkotaan yang dihadapkan pada ancaman kelangkaan air akibat ketidakseimbangan pembangunan. Namun, untuk mewujudkan kelestarian sumber daya air, diperlukan kebijakan yang terintegrasi, baik dari aspek stakeholder maupun pendekatan pengelolaan. Hal ini karena pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitan air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan pendayagunaan air permukaan sebagai langkah utama. Akankah ancaman bencana kelangkaan air menjadi perhatian serius pemerintah? Semoga.
Oleh Akhmad Solihin
Staf Peneliti PKSPL IPB dan Staf Pengajar FPIK IPB
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2010/03/17/129778/68/11/Bencana-Kelangkaan-Air-di-Perkotaan

APAKAH ISI AIR MINUM ANDA



Idealnya, air yang kita minum haruslah jernih, tak berasa, tak berbau, serta mengandung mineral. Air yang layak konsumsi juga harus bebas dari zat-zat berbahaya, seperti logam berat, nitrat, bakteri, atau agen virus penyebab infeksi.
Air yang berasal dari perut bumi pada umumnya layak untuk dipakai. Namun naiknya permukaan air laut serta polusi menyebabkan air tanah pun tak lagi masuk dalam kategori layak konsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan air, kini air yang kita konsumsi sehari-hari dibuat dari air sungai atau danau yang diolah sedemikian rupa sehingga bebas dari bahan berbahaya sebelum akhirnya dialirkan ke rumah penduduk.
Menurut badan kesehatan dunia (WHO), ada beberapa jenis polutan yang mungkin terbawa dalam air, yakni:
- Mikro organisme, seperti bakteri, parasit, dan virus. Kebanyakan bakteri dan parasit bisa mati oleh klorin yang terdapat dalam proses pengolahan air bersih. Sayangnya virus lebih kebal dan sulit disingkirkan.
- Mineral racun, seperti alumunium, arsenik, asbestos, florine, nitrat, atau merkuri, bisa terdapat dalam air ledeng. Biasanya jumlahnya relatif kecil, meski begitu polusi yang berasal dari industri dan pertambangan bisa membuat jumlah mineral racun ini meningkat.
- Senyawa organik, seperti sisa-sisa hewan, pestisida, minyak, cat, atau bahan pewarna.
- Bahan radioaktif, seperti uranium atau gas radiokatif dalam jumlah kecil sangat mungkin ditemukan dalam air bersih.
- Sisa-sisa bahan kimia yang dipakai untuk mengolah air sungai menjadi air bersih.
- Kontaminasi mikroba yang berasal dari pipa distribusi air dan tanpa sengaja terbawa air.
Air yang terkontaminasi bahan-bahan berbahaya bisa menjadi media penularan penyakit, seperti kolera, tifus, atau hepatitis A. Oleh sebab itu pastikan air yang dikonsumsi bersih dan sudah dimasak hingga matang.
Sumber: http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/05/15560412/Apa.Isi.Air.Minum.Anda.
 

Related Resources

Site Info

Followers